Oleh: Rica
Kuliah
Kerja Nyata (KKN)
merupakan bentuk kegiatan pengabdian kepada masyarakat
oleh mahasiswa dengan pendekatan lintas keilmuan dan sektoral pada waktu dan
daerah tertentu. Pelaksanaan kegiatan KKN biasanya berlangsung antara satu sampai dua bulan dan
bertempat di Desa-desa. Kuliah di luar ruang
kelas ini bertujuan untuk berinteraksi secara langsung dengan masyarakat.
Seperti perguruan tinggi negri lainnya bulan Juli 2019
ini IAIN Purwokerto juga mengadakan Kuliah Kerja Nyata yang ke-44 bagi
mahasiswanya. Memang setiap tahunya sudah secara rutin diadakan, untuk KKN ke-44 tahun ini dibagi menjadi 3 jenis yaitu PAR,
RM, dan Nusantara.
Untuk lebih tahu lebih dalam bagaimana KKN 44 di IAIN Purwokerto, mari kita
ikuti wawancara eksklusif wartawan
LPM Obsesi dengan Nurma Ali Ridlwan,
M.Ag., Kepala Pusat Pengabdian Masyarakat IAIN
Purwokerto.
Apa
itu Kuliah Kerja Nyata (KKN) IAIN Purwokerto ?
KKN
itu bagian dari kegiatan akademik, sebagaimana juga mata kuliah yang dilakukan
di lapangan. Dalam hal ini adalah dimasyarakat secara langsung. KKN itu Kuliah
Kerja Nyata yang sebenarnya juga kuliah tapi tempatnya tidak diruang kelas, merupakan
bagian dari suatru proses bermasyarakat secara langsung.
Apa
saja jenis-jenis KKN yang ada di IAIN Purwokerto ?
Di
IAIN Purwokerto ada empat jenis KKN. Namun pada tahun ini hanya tiga jenis saja
yang dilaksanakan, yaitu KKN Revolusi Mental (RM), KKN Participatory Action
Research (PAR), dan KKN Nusantara. Berikut penjelasanya:
1. KKN
Revolusi Mental
KKN
Revolusi Mental
bertempat di Kabupaten Kebumen, Kecamatan Petanahan. Sebanyak 400 mahasiswa
baik putra maupun putri dikirim ke sana. KKN ini merupakan KKN dalam rangka
mengajak masyarakat secara bersama-sama untuk membangun diri, lingkungan dan masayarakatnya
dari berbagai macam aspek SDM dan potensi alam yang ada di wilayah tersebut.
Kepentingannya adalah untuk peningkatan kemajuan masyarakat itu sendiri.
Mengubah atau mengajak masyarakat secara bersama-sama untuk membangun diri,
merevolusi mental dari yang tidak baik menuju baik, dari malas menjadi
semangat, dari membiarkan potensi yang ada menjadi menghidupkan potensi yang
ada, sehingga menjadi kesejahteraan hidup di masyarakat. KKN RM memiliki
program khusus yaitu sesuai yang disampaikan oleh pemerintah daerah Kebumen.
Program tersebut diantaranya adalah kesehatan, peningkatan SDM, dan utamaya
pada peningkatan SDM.
2. KKN
PAR
Sesuai
dengan namanya Participatory Action Research, nanti masyrakat secara bersama-sama dengan
mahasiswa untuk menemukan potensi-potensi yang ada di desa tersebut. Kemudian
mencari tau sebenarnya yang dibutuhkan oleh masyarakat selama ini namun belum
banyak yang diketahui. Program dari KKN
ini tidak bersifat top-down tapi lebih pada bottom-up, secara
bersama-sama menemukan masalah yang ada dimasyarakat. Program lebih kondisional
melihat situasi di wilayah tersebut. KKN PAR angkatan 44 ini sebanyak 500
mahasiswa yang ditempatkan di Kabupaten Purbalingga dan Banjarnegara.
3. KKN
Nusantara
KKN
Nusantara merupakan program Nasional dari Kementrian Agama. Untuk kuota KKN ini
yaitu minimal 3 mahasiswa dan maksimal 10 mahasiswa yang akan ditempatkan di
Maluku. Pembekalan yang dilakukan yaitu secara khusus. Kemudian sistem
pelaksanaannya yaitu di sana akan digabung dengan mahasiswa dari perguruan
tinggi lainnya. Karena dikirim diwilayah-wilayah yang ada diluar seperti itu,
tentunya tidak lepas dari upaya untuk membangun masyarakat baik dari aspek SDM
maupun yang lainnya.
Sebenanya
ada jenis KKN Pertukaran, namun dari mahasiswa tidak ada yang mendaftarkan
diri. Sehingga tahun ini IAIN Purwokerto tidak melakukan KKN pertukaran ke
pergurun tinggi lainnya. Namun, IAIN Purwokerto tetap menerima mahasiswa
pertukaran dari STAIN Bengkalis dan IAIN Palangkaraya. Mereka yang kesini kita
gabungkan dengan PAR maupun RM. Dari Bengkalis megirimkan kesini 5 mahasiswa yang
terdiri dari 4 mahasiswi dan 1 mahasiswa. Dan dari Palangkaraya mengirimkan 10
mahasiswa yang terdiri dari 9 mahasiswi dan 1 mahasiswa. Mereka mengikuti
program KKN yang ada di IAIN purwokerto.
Alasan
tidak ada yang mendaftar KKN pertukaran ini yaitu karena KKN ini dengan biaya
mandiri yang otomatis juga dari sisi kos lebih besar. KKN ini bisa dikatakan
“kemauan masing-masing perguruan tinggi”. Namun dari kampus sendiri tidak ada
bantuan biaya karena memang tidak teranggarkan.
Program
apa saja yang pernah dilakukan dalam KKN ?
Salah
satu program yang pernah dilakukan yaitu Tematik. Tematik itu kita mengambil tema-tema
tertentu yang sedang dibutuhkan oleh masyarakat atau pemerintah pada saat itu.
Seperti contohnya pada masa lalu pernah melakukan tematik buta aksara. Jadi
kita mengentaskan buta aksara yang ada di desa tersebut dengan kita bekerja
sama dengan DINPORA. Selama KKN itu melakukan kegitan untuk mengentaskan buta
aksara yang ada di masyarakat tersebut. Kita juga pernah melakukan tematik pengentasan
kemiskinan. Karena saat itu selaras dengan program pemerintah. Dimana
pemerintah sedang getol-getolnya untuk mengurangi angka kemiskinan. Jadi
pengentasan kemiskinan disana kemudian kita berupaya bersama-sama masyarakat
dan pemerintah bagaimana menyadarkan masyarakat
untuk meningkatkan kesejahteraan hidup dirinya masing-masing.
Bagaimana
hasil dari program tematik yang pernah dilakukan ?
Selama
kita melakukan evaluasi dengan pemerintah daerah, kita selalu mendapatkan
apresiasi yang cukup baik ini dengan indikasi setiap kita melakukan KKN kita
diminta kembali ke daerah tersebut. Ini indikator yang paling mudah, ketika
tidak memiliki hasil yang baik, maka kita tidak diberi tempat lagi di sana.
Contohnya seperti di Purbalingga,
Banjarnegara dan yang lain yang kita gunakan untuk KKN,
selalu ada permintaan ke kampus untuk wilayahnya ditempatkan KKN IAIN Purwokerto. Namun pada
tahun ini tidak ada program tematik karena barangkali belum ada sesuatu yang harus digarap secara khusus serta dari pemerintah sendiri tidak ada program secara
khusus.
Bagaimana
sistem seleksi untuk peserta KKN ?
Seleksi
KKN berdasarkan syarat-syaratnya, diantaranya :
Seleksi
kelulusan pada aspek-aspek tertentu dari aspek SKS dia sudah harus lulus
minimal 101 SKS, kemudian syarat-syarat lain seperti lulus BTA-PPI, dan
syarat-syarat administrasi secara umum. Kalau itu semua terpenuhi maka kita
punya pertimbangan yang lain seperti aktif dikegiatan yang dibuktikan dengan
sertifikat yang akan menjadi faktor pendukung. Kemudian yang lain kita terbatas
dengan kuota. Sehingga ketika pedaftar melebihi kuota, otomtis akan tergeser
tidak diikutkan dengan KKN angkatan kali ini.
bagaimana kita menggesernya, yaitu kita rangking dengan beberapa catatan
pertimbangan. Kemudian yang
tergeser masuk ke dalam antrian angkatan selanjutnya, namun diangkatan depan
mereka harus mendaftar ulang lagi tapi tetap akan menjadi
prioritas.
Bagaimana
model tempat tinggal dan pembayarannya selama pelaksanaan KKN ?
Model
tempat tinggal yaitu Living Kost di rumah warga. Tahun ini ada patokan
harganya yaitu dengan alasan agar
tidak terjadi persaingan yang tidak sehat serta
terjadi proses pemerataan. Pematokan harga kita sudah melihat berbagai macam
aspek, situasi, kondisi, kemampuan kita dan masyarakat terhadap harga-harga
kebutuhan yang ada. Sehingga kita patok maksimal Rp 30.000/hari/orang. Itu
tidak hanya untuk makan, tapi secara keseluruhan untuk tempat tinggal, makan
dan sebagainya. Sehingga kalau 45 hari, membutuhkan untuk kepentingan living
kost sekitar Rp 1.350.000/anak.
Bagaimana harapan LPPM IAIN Purwokerto mengenai pelaksanaan KKN ?
Harapan secara akademik tentunya akan menjadikan Mahasiswa menjadi semakin memahami dan dapat menerapkan ilmu-ilmu yang sudah diperoleh dari kampus untuk kemudian diterapkan di Masyarakat. Kedua, akan meningkatkan pengetahuan yang diperoleh mahasiswa, karena dia sudah terjun langsung ke masyarakat. Ketiga ara sosial kemasyarakatan, kita juga memiliki kepentingan, kampus perlu dikenal secara luas oleh masyarakat.
0 Komentar