Purwokerto – Aliansi Front Perjuangan Rakyat (FPR) Banyumas sukses gelar Aksi Edukasi di selatan alun-alun Purwokerto. Aksi ini merupakan momentum peringatan Hari Perempuan Internasional 2021 yang diperingati setiap tahun pada 8 Maret. (09/03)
Aliansi
FPR bersama gabungan organisasi Banyumas, Front Mahasiswa Nasional (FMN), Badan
Eksekutif Mahasiswa (BEM) Universitas Jendral Soedirman, BEM Bina Sarana
Informatika, Dewan Perwakilan Mahasiswa Univesitas Wijaya Kusuma, Himpunan
Mahasiswa Islam Majelis Penyelamat Organisasi, Himpunan Mahasiswa Sistem Informasi (HIMSI), BEM
Unversitas Harapan Bangsa, dan Kader Hijau Muhammadiyah (KHM) komite Banyumas, melakukan
aksi untuk memperingati Hari Perempuan dengan tema situasi perempuan Indonesia
ditengah pandemi, pasca pengesahan Undang-Undang nomor 11 Tahun 2020 Tentang
Cipta Kerja. Aksi ini seharusnya diadakan pada hari senin 8 Maret, namun
dikarenakan cuaca yang tidak mendukung dikhawatirkan kurang tersalurkannya
pesan yang ingin disampaikan kepada masyarakat.
“Penindasan
dan ketertindasan terhadap perempuan semakin masif dimana rezim berkuasa ini
dalam mengeluarkan kebijakannya tidak berpihak kepada rakyat, perempuan, kaum
buruh dan kaum tani karena pengesahan omnibus law. Upah dan kerja semakin
minim, beberapa merugikan kaum perempuan. Dimana bagi buruh perempuan sudah tidak ada Undang-undang yang mengatur
cuti haid dan cuti melahirkan”, ujar Yasni selaku koordinator lapangan.
Kekerasan
dan diskrimasi terhadap perempuan merupakan kekerasan yang berlangsung paling
lama dalam masyarakat di dunia. Diskriminasi terhadap perempuan banyak terjadi
di berbagai bidang seperti ekonomi, politik, budaya, dan mungkin terjadi
diberbagai bidang lainnya. Sedangkan kekerasan terhadap perempuan berdasarkan
data yang dirilis oleh Komisi Nasional Perempuan pada 6 Maret 2021 menunjukan
peningkatan sebesar 6% dari tahun 2018-2019 yaitu sekitar 25.293 kasus
kekerasan.
Untuk
itu, aksi ini diharapkan dapat mendorong kaum perempuan Indonesia untuk bersatu dan
berjuang bersama, serta menyatukan diri dalam organisasi. Memperkuat tujuan
kita melawan rezim berkuasa yang semakin fasis memfikirkan keuntungan bagi
imperialisme tanpa berpihak kepada rakyat maupun kaum buruh, kaum tani dan kaum
perempuan Indonesia.
0 Komentar