Ticker

6/recent/ticker-posts

Aliansi Semarak Aksi di Depan Gedung DPRD Banyumas Ir. Achmad Husein : “Saya Setuju…”

 

Dok. Lpm Obsesi

Purwokerto, Obsesiana.com - Mengatasnamakan diri sebagai aliansi Serikat Masyarakat Bergerak (SEMARAK), rombongan demostran melakukan aksi didepan gedung DPRD Banyumas pada jumat (08/04). Aksi ini dilatarbelakangi oleh beberapa isu yang beredar, salah satunya tentang penolakan penundaan pemilu serta wacana tiga periode presiden Joko Widodo.

   Selain tuntutan diatas, hal lain yang diserukan adalah penstabilan harga bahan pokok dan Bahan Bakar Minyak (BBM), menghentikan kriminalisasi dan intimidasi masyarakat sipil serta mewujudkan reformasi agraria sejati dan industrialisasi. Segala tuntutan tadi akhirnya disetujui dan ditandatangani oleh Bupati Banyumas—Ir. Achmad Husein serta perwakilan DPRD.

      “Para mahasiswa yang menuntut pada 5 atau 6 hal yang pertama adalah turunkan harga dengan saya katakan saya setuju. Yang kedua menuntut supaya tidak ada penundaan pemilu atau pemilihan presiden atau pemilihan yang lain sesuai dengan jadwal saya pun setuju, karena apa? Kalo nanti ada penundaan pemilihan presiden berarti kan ada penundaaan pemilihan bupati akan diperpanjang, saya juga tidak mau,cukup sesuai aturan yang ada saja sesuai dengan kontrak ya itu saya setuju ya. Yang ketiga adalah adanya 3 kali wacana periode 3 kali karena adanya pandemi itu artinya juga nanti bupati juga 3 kali maka saya juga mengatakan tidak setuju cukup 2 kali. Kriminalisasi tuntutan itu saya setuju, ngapain dikriminalisasi kalo betul-betul dikriminalisasi. Yang terakhir teman-teman, masalah agraria harus diselesaikan saya setuju maka sini saya tanda tangan.”


Dari pernyataan tersebut masih ada beberapa pihak yang tidak puas, hal ini dikarenakan tidak jelasnya kelanjutan tindakan oleh pemerintah Banyumas.

      Seperti yang diungkapkan oleh salah satu massa dari pihak ibu rumah tangga, Musifah (Purwokerto). Dalam wawancaranya, ia menyampaikan keresahan terkait isu dalam tuntutan :

     “Seolah-olah wakil rakyat tidak berfungsi sama sekali, makanya saya tadi bilang percuma kita ngomong ke wakil rakyat, percuma kalau kita udah sering dibohongi. Saya tidak mempunyai tuntutan macam-macam seperti yang tadi disebutkan 5 itu, saya hanya menuntut Jokowi untuk turun. Karena ketika Jokowi turun, itu mentri-mentri yang bisa bernaung di dalamnya dan menteri diatasnya itu akan hancur juga karena bonekanya sudah tidak ada, jadi kita putuskan, ketika ada boneka yang pakai tali itu kita putuskan talinya.”

     Pendapat senada juga dilontarkan oleh anggota Front Mahasiswa Nasional (FMN), Riski Nur Jamali :

  “Kalau dari FMN sendiri itu, kita melihatnya sudah sesuai, karena satu point yang kita bahas disini adalah mengenai reforma agrarian atau tentang tanah, hanya saja yang kita sayangkan disini adalah tentang ketegasan terhadap tuntutan itu sendiri, kita rasa sangat kurang tegas terkait follow up.

Riski juga menambahkan, hal yang diangkat sebagai tuntutan merupakan isu nasional karena DPR dan DPRD hanya memberikan rekomendasi. Menurutnya, ada atau tidaknya tanda tangan dari pemerintah, tidak mengubah apa pun kecuali datang dari rakyat itu sendiri dengan sebuah gerakan yang menyatu.

     Meski demikian, menurut koodinator lapangan (Korlap)—Bagus Adi Kusuma, tindakan yang dilakukan pejabat tadi dirasa tepat karena sudah setuju serta dianggap satu pemikiran dengan apa yang dikeluhkan rakyat.

      “… gerakan ini mungkin salah, seperti yang tadi dibilang, karena gerakan mahasiswa harus jelas goals-nya, harus ada jaminan, tapi intinya gerakan mahasiswa adalah membangkitkan wacana publik, kita menggiring opini publik terkait ada keresahan—kita menyampaikan opini publik.”

      Aksi berjalan damai pada awalnya, dengan titik kumpul didua tempat, yaitu di PKM UNSOED dan UIN Saifuddin Zuhri (SAIZU). Meski dijadwalkan pada pukul 12.30, para pendemo baru bergerak pada pukul 14.15 WIB.

     Meski mengikuti aksi sejak awal, mahasiswa UIN SAIZU justru malah menghilang setelah penandatanganan oleh pejabat terkait, sedangkan orasi masih terus berlangsung. Selain itu, diakhir unjuk rasa juga, sempat terjadi ketegangan antar massa karena selisih paham terkait hasil tuntutan.

  Dari informasi yang didapat, akan ada tindak lanjut terkait tuntutan yang akan dibahas bersama aliansi Semarak, seperti Konsolidasi dan Teknis Lapangan

   “Isu ini akan tetap kita kawal terus sampai benar-benar ada bukti kongkrit” tutur Bagus diakhir wawancara.

 

Reporter : Kru Obesesi (Iqbal, Bagus, Irma, Sindy, Latifah, Mutia, Intan, Pawe, Nur & Asti, Sefia)

Fotografer : Subhan

Editor : Iqbal & Irma

 



Posting Komentar

3 Komentar

  1. Bagus, good job saya sangat setuju gerakan mahasiswa ini mewakili keresahan masyarakat semua.. semangat ttt semoga tercapai apa yg kita inginkan😇

    BalasHapus