![]() |
doc. UKM PIQSI |
UKM PIQSI sukses
menyelenggarakan Olimpiade Seni Islam (OSI) dengan mengangkat tema “Transformasi Era Disrupsi Dengan Eksistensi Islami”. Diadakannya OSI ini sesuai dengan UKM PIQSI yaitu mengembangkan ilmu Al-Qur’an dan Islami seperti yang disampaikan oleh Agus Setiawan selaku ketua panitia, “memiliki bakat minat dibidang pengembangan ilmu Al-Qur’an dan Islami yang mana itu harus eksis di dalam Islam apalagi diera gempuran disrupsi.” Ungkap Agus.
Berlokasi di Auditorium UIN Prof. K.H. Saifuddin Zuhri Purwokerto terdapat dua kategori lomba yaitu lomba Da’I dan Tilawah Al-Qur’an. OSI tahun ini dapat dikatakan berbeda dari yang sebelumnya hanya tingkat Jateng-DIY, tahun ini sudah pada tingkat Nasional dan dilaksanakan secara offline.
Peserta yang mengikuti OSI dibuka untuk umum dengan rentang usia 17-25 tahun. Antusias peserta dapat dirasakan bukan hanya sekitar pulau Jawa namun sampai ke pulau Sumatra. “untuk peserta kebanyakan MTQ (Musabaqah Tilawatil Qur’an) dari Jawa Barat dan peserta Da’I ada yang dari Bengkulu.” Tutur Agus
Terlepas berbagai kendala yang dilalui oleh panitia dalam kurun waktu 1,5 bulan mempersiapkan acara OSI ini nampak memuaskan. “saya akui OSI paling keren dari lomba-lomba yang pernah saya ikuti, tantangan paling berat, lawannya berat” Ungkap Siti Nur Hidayah dari UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta peraih Juara 3 lomba Da’I OSI.
Sebagai penutup kemeriahan OSI, malam puncak diisi dengan sholawat bersama terbuka untuk umum. Agus mengungkapkan harapan untuk OSI kedepannya dapat diperlombakan semua divisi yang ada di UKM PIQSI “penginnya 5 divisi dilombakan semua ditingkat Nasional agar lebih meriah, lebih banyak peserta dari seluruh Indonesia bisa menyaksikan.”
Reporter : Iftitah dan Bunga
Editor : intan
0 Komentar