Ticker

6/recent/ticker-posts

Mahasiswa Banyumas Tuntut Kesejahteraan Buruh

 


Doc. LPM OBSESI

Doc. LPM OBSESI

Purwokerto - Mahasiswa se-Banyumas melakukan aksi mimbar bebas dalam momentum Hari Buruh Internasional dan Hari Pendidikan Nasional di Alun-alun Purwokerto, Jum’at (3/05/24). Tuntutan yang disuarakan ialah pencabutan UU Cipta Kerja agar buruh mendapat kesejahteraan dan perbaikan sistem pendidikan agar mudah diakses oleh berbagai kalangan masyarakat.

Tuntutan ini disebabkan karena adanya kebijakan-kebijakan pemerintah yang dinilai merugikan rakyat. “Kebijakan UU Cipta Kerja yang seringkali malah tidak sesuai. Kebijakan-kebijakan tersebut malah mengeksploitasi buruh, pendidikan yang seringkali dikomersialisasi seperti UKT Unsoed yang melambung tinggi, dan beberapa PTN lainnya”, ucap Afrizal Pradana, Presma UIN Saizu

Elemen mahasiswa yang melakukan aksi meliputi organisasi internal maupun organisasi eksternal kampus. Seperti yang dituturkan Fiki Abdurrofik selaku koordinator lapangan (korlap)  “Terkait elemen itu beragam, mulai dari temen-temen BEM se-Banyumas Raya yang mencakup UIN, Amikom, Unsoed, UMP, Unwiku, Telkom, SWU, UHB, dan yang lain lah intinya. Terus juga dari organ ekstra tadi ada dari GMNI, HMI, terus dari IMM juga hadir.”

Selain itu, ia juga menyampaikan bahwa ada perwakilan Front Mahasiswa Nasional (FMN) Purwokerto dan beberapa Lembaga Pers Mahasiswa se-Banyumas. Setiap organisasi dapat membawa 15-20 orang masa untuk melakukan aksi sesuai dengan hasil konsolidasi.

Aksi yang dimulai pukul 15.27 WIB tersebut disampaikan beberapa orasi oleh masing-masing perwakilan organisasi mahasiswa (ormawa) demi menyuarakan dan memperjuangkan hak-hak buruh dan layanan pendidikan yang memadai. Di tengah-tengah aksi berlangsung, korlap memutuskan untuk berpindah tempat ke depan Kantor Bupati Banyumas.

Fiki mengatakan bahwa alasan perpindahan tempat aksi karena ingin menghargai ibu-ibu yang sedang melakukan aktivitas senam. “Biar sama-sama damai, kita menjalankan aksi secara damai, dan senam ibu-ibu juga bisa selesai”, imbuh beliau.

Selain itu, Fiki juga menuturkan bahwa mereka merasa puas terkait hasil akhir dari aksi yang dilakukan namun tetap menaruh harapan besar agar apa yang disuarakan mengenai kesejahteraan buruh dan kemudahan akses pendidikan dapat didengar dan menjadi bahan pertimbangan dalam menentukan kebijakan.

M. Bagus Anggoro sebagi salah satu peserta asal BEM FKIP UMP  berharap dengan adanya aksi dapat membuka mata pemerintah agar dapat menetapkan kebijakan-kebijakan yang lebih baik lagi khususnya di bidang pendidikan.

Untuk menertibkan jalannya aksi, sejumlah anggota kepolisian diturunkan. Berdasarkan pernyataan Kapolresta Banyumas Edy Suranta Sitepu 120 anggota kepolisian diturunkan untuk menertibkan jalannya aksi, serta mengamankan ruas jalan bagi para pengendara yang berlalu lalang. Aksi pun hanya diberikan waktu sampaik pukul 18.00 WIB sesuai dengan Peraturan Kepala Kepolisian (Perkap) Nomor 9 Tahun 2008, apabila melebihi batas tersebut, aparat kepolisian akan memberikan imbauan untuk segera diakhiri.

Aksi ini selesai pada pukul 17.28 WIB dan diakhiri dengan massa yang menyanyikan lagu-lagu perjuangan mahasiswa untuk menjadi penyemangat gerakan gerakan mahasiswa dalam menyuarakan hak-hak dan kesejahteraan masyarakat.

Reporter: Wahyu Awal Saputra, Fahmi Rahmatan Akbar, Iftitah Putri Renfaan, Dwi Aryanti

 


Posting Komentar

0 Komentar