Doc. LPM OBSESI
Purwokerto - Mahasiswa se-Banyumas melakukan aksi mimbar bebas dalam momentum Hari Buruh Internasional dan Hari Pendidikan Nasional di Alun-alun Purwokerto, Jum’at (3/05/24). Tuntutan yang disuarakan ialah pencabutan UU Cipta Kerja agar buruh mendapat kesejahteraan dan perbaikan sistem pendidikan agar mudah diakses oleh berbagai kalangan masyarakat.
Tuntutan ini disebabkan karena adanya kebijakan-kebijakan
pemerintah yang dinilai merugikan rakyat. “Kebijakan UU Cipta Kerja yang seringkali malah tidak sesuai.
Kebijakan-kebijakan tersebut malah mengeksploitasi buruh, pendidikan yang seringkali
dikomersialisasi seperti UKT Unsoed yang melambung tinggi, dan beberapa PTN
lainnya”, ucap Afrizal Pradana, Presma UIN Saizu
Elemen
mahasiswa yang melakukan aksi meliputi organisasi internal maupun organisasi
eksternal kampus. Seperti yang dituturkan Fiki Abdurrofik selaku koordinator
lapangan (korlap) “Terkait elemen itu
beragam, mulai dari temen-temen BEM se-Banyumas Raya yang mencakup UIN, Amikom,
Unsoed, UMP, Unwiku, Telkom, SWU, UHB, dan yang lain lah intinya. Terus juga dari organ ekstra tadi ada dari
GMNI, HMI, terus dari IMM juga hadir.”
Selain itu, ia juga
menyampaikan bahwa ada perwakilan Front Mahasiswa Nasional (FMN) Purwokerto dan beberapa
Lembaga Pers Mahasiswa se-Banyumas. Setiap
organisasi dapat membawa 15-20 orang masa untuk melakukan aksi sesuai dengan
hasil konsolidasi.
Aksi yang dimulai
pukul 15.27 WIB tersebut disampaikan beberapa orasi oleh masing-masing perwakilan
organisasi mahasiswa (ormawa) demi menyuarakan dan memperjuangkan hak-hak buruh
dan layanan pendidikan yang memadai. Di tengah-tengah aksi berlangsung, korlap
memutuskan untuk berpindah tempat ke depan Kantor Bupati Banyumas.
Fiki mengatakan
bahwa alasan perpindahan tempat aksi karena ingin menghargai ibu-ibu yang sedang melakukan
aktivitas senam. “Biar sama-sama damai, kita
menjalankan aksi secara damai, dan senam ibu-ibu juga bisa selesai”, imbuh
beliau.
Selain itu, Fiki
juga menuturkan bahwa mereka merasa puas terkait hasil akhir dari aksi yang
dilakukan namun tetap menaruh harapan besar agar apa yang disuarakan mengenai
kesejahteraan buruh dan kemudahan akses pendidikan dapat didengar dan menjadi
bahan pertimbangan dalam menentukan kebijakan.
M. Bagus Anggoro sebagi salah satu peserta asal BEM FKIP UMP berharap dengan adanya aksi dapat membuka mata
pemerintah agar dapat menetapkan kebijakan-kebijakan yang lebih baik lagi
khususnya di bidang pendidikan.
Untuk menertibkan jalannya aksi, sejumlah
anggota kepolisian diturunkan. Berdasarkan pernyataan Kapolresta Banyumas Edy
Suranta Sitepu 120 anggota kepolisian diturunkan untuk menertibkan jalannya
aksi, serta mengamankan ruas jalan bagi para pengendara yang berlalu lalang. Aksi pun hanya diberikan waktu sampaik pukul 18.00 WIB sesuai
dengan Peraturan Kepala Kepolisian (Perkap) Nomor 9 Tahun 2008, apabila melebihi batas tersebut, aparat kepolisian
akan memberikan imbauan untuk segera diakhiri.
Aksi ini selesai
pada pukul 17.28 WIB dan diakhiri dengan massa yang menyanyikan lagu-lagu perjuangan
mahasiswa untuk menjadi penyemangat gerakan gerakan mahasiswa dalam menyuarakan
hak-hak dan kesejahteraan masyarakat.
Reporter: Wahyu Awal Saputra, Fahmi Rahmatan
Akbar, Iftitah Putri Renfaan, Dwi Aryanti
0 Komentar